Wednesday, April 14, 2021
No Result
View All Result
  • Login
Ruang Jurnalistik
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kelas Daring
    • Kelas Jurnalistik Cetak
    • Kelas Jurnalistik Online
    • Kelas Jurnalistik Radio
    • Kelas Jurnalistik Televisi
  • Kelas Pilihan
  • Hubungi Kami
  • Daftar
Ruang Jurnalistik
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kelas Daring
    • Kelas Jurnalistik Cetak
    • Kelas Jurnalistik Online
    • Kelas Jurnalistik Radio
    • Kelas Jurnalistik Televisi
  • Kelas Pilihan
  • Hubungi Kami
  • Daftar
No Result
View All Result
Ruang Jurnalistik
No Result
View All Result

Daya Tarik Radio

Share on FacebookShare on Twitter

Pada tahun 1980-an, sandiwara radio di Tanah Air menjadi masa jayanya. Saur Sepuh adalah judul sandiwara radio bersambung yang disiarkan ke seluruh pelosok Nusantara. Tokoh-tokoh utamanya, Brama Kumbara dan adiknya Ratna Mantili, menjadi karakter-karakter kesayangan para pendengar.

Kekuatan radio bertumpu pada bunyi. Bunyi yang kita dengar di radio terdiri dari 3 (tiga) komponen:

  1. Voice (Words)

Voice atau words yang terangkai dalam narasi penyiar merupakan salah satu daya tarik radio. Style sebuah radio memengaruhi style sang penyiar. Tidak ada batasan style harus seperti apa, pun tak ada batasan penyiar harus bersuara macam apa. Dahulu memang dianggap jenis vokal bariton adalah yang paling ideal untuk penyiar laki-laki. Sementara penyiar perempuan direkomendasikan bersuara alto. Kini, tidak harus demikian. Kita tidak bicara tentang vokal, kita bicara soal bunyi (voice).

Sesuai dengan slogan radio sebagai sahabat di mana saja, maka penyiar yang disukai adalah yang mampu menyuarakan diri sebagai sahabat pendengar. Penyiar yang banyak fans adalah mereka yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya. Penyiar semacam memiliki modal disebut air personality. Mereka menampilkan keunikan, orisinilitas, sekaligus menawarkan persahabatan dan ketulusan. Mereka mampu membuat pendengar merasa nyaman dan terhibur ketika mendengar suaranya. Faktor air personality tidak hanya dibangun oleh suara yang bagus, tapi lebih pada mental penyiar itu sendiri.

Kekuatan radio pada voice atau words tidak sekadar bertumpu pada keberanian berkata-kata alias ngocol. Kecerdasan seorang penyiar sangat dibutuhkan untuk menunjang rangkaian pesan yang akan disampaikan, ditambah dengan kepekaan untuk mengenali pendengarnya. Suara tidak bisa berbohong, apalagi di depan pendengar yang fanatik. Jangan remehkan pendengar (dan pendengarannya), karena mereka tidak menyimak dan “membaca” sosok, bahkan mood penyiar, hanya dengan menyimak suara sang penyiar.

 

  1. Musik

Inilah alasan pertama yang paling banyak disebut ketika seorang ditanya mengapa mereka senang mendengarkan radio. Apa pun format yang diusung oleh radio, musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siaran. Ini juga berlaku untuk radio-radio berformat talk program atau radio yang basisnya adalah informasi dan diskusi.

Penyiar tidak mungkin bisa terus-menerus, pendengar juga akan jenuh tanpa musik. Dalam radio semacam ini, musik mengisi ruang-ruang ketika kata-kata sejenak atau dua jenak berhenti.

Radio dengan target pendengar dewasa cenderung memilih musik dengan format easy listening. Tidak harus selalu oldies, tapi memang ada beat tertentu yang “dihindari” karena terlalu berisik buat pendengarannya. Radio anak muda dicirikan dengan musik-musik top ‘40 (istilah jadul-nya), atau musik-musik pop. Ada pula radio yang melayani target khusus: radio rock, radio jazz, radio klasik, radio anak-anak.

Apa pun jenis musik yang diusung, lagi-lagi, siapa pendengar dan bagaimana karakteristik, lifestyle, maupun unsur psikografisnya mesti benar-benar dikenali sehingga radio tidak keliru menempatkan musik.

Musik menjadi unsur yang tidak terpisahkan dari radio, bahkan untuk radio yang berformat nonmusik. Misalnya, radio-talk atau radio news, yang formatnya berbasis pada talkshow atau berita, telinga sebagaimana indra lainnya, bisa mengalami kejenuhan. Apalagi, kalau yang didengar terus-menerus adalah suara manusia. Musik bisa menjadi latar belakang atau selingan yang membuat siaran tidak terasa monoton. Selain itu, memberi kesempatan bagi penyiar untuk menarik napas atau paling tidak mengistirahatkan suaranya.

 

  1. Special Effect

Special effect adalah bebunyian yang digunakan untuk membangkitkan mood, suasana, atau efek-efek teatrikal tertentu. Fungsinya mengilustrasikan atau mendramatisasi pesan yang disampaikan.

Special effect lazimnya digunakan dalam iklan atau sandiwara radio. Misalnya, untuk memunculkan kesan restoran yang laris, digunakan efek suara berupa degungan orang mengobrol, suara piring dan gelas berdenting, detak-detak langkah keluar masuk, dan lain-lain.

Dalam program-program nuansa horor, efeknya sangat khas. Mulai dari musik yang creepy, sampai derit pintu perlahan yang tentu saja berbeda dengan bunyi derit pintu ketika karyawan telat masuk ke kantornya. Iklan event balap mobil pasti diikuti dengan efek suara yang khas: kendaraan yang sedang berlomba mencapai finish, diikuti sorak-sorai penonton. Demikianlah seterusnya.

Terdapat ribuan koleksi efek suara yang bisa diperoleh. Namun, efek suara jarang sekali digunakan dalam ruang siaran ketika penyiar tengah on air, terkecuali pada acara-acara khusus. Walau mengasyikkan penggunaan special effect harus hati-hati, terlebih dalam karya jurnalistik. Special effect bagaimanapun adalah sesuatu yang artifisal. Jika dipakai untuk karya jurnalistik, dianggap melanggar kaidah-kaidah objektivitas.

Dari ketiga unsur tadi, semuanya sama-sama penting. Porsi mana yang sebaiknya mendominasi?

Tidak ada formula absolut untuk menarik dan memelihara perhatian pendengar. Kreativitas dan pemahaman Anda pada sifat-sifat manusialah yang menjadi pemandu terbaik. KISS, Keep It Simple and Straight. Sederhana, langsung pada sasaran, dan jujur.

 

Previous Post

Khalayak Radio

Next Post

Kru Radio

Next Post

Kru Radio

Lembaga & Regulasi Radio

Jurnalisme Radio

Presenter Televisi

No Result
View All Result

Daftar Kelas Pilihan

  • Visualisasi Informasi dan Data dengan Infografis Rp350,000.00
  • Menjadi Presenter Berita Televisi Rp450,000.00
  • Teknik Dasar Penyiar Radio Rp300,000.00
  • Komunikasi Massa Bersama Prof. Khomsahrial Romli Rp300,000.00
  • Penerapan Bahasa Jurnalistik dalam Berita Rp250,000.00
  • Teknik Menyunting Naskah Bagi Editor Rp400,000.00
  • Seluk-Beluk Fotografi Jurnalistik Rp450,000.00
  • Jurnalisme Warga di Era Digital Rp350,000.00
  • Menulis Laporan Perjalanan Rp300,000.00
  • Menyusun Siaran Pers yang Disukai Media Rp350,000.00

Copyright © 2020 Ruang Jurnalistik – Lampung Post. All Right Reserved

Home

Tentang

Kls Daring

Hubungi

Daftar

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kelas Daring
    • Kelas Jurnalistik Cetak
    • Kelas Jurnalistik Online
    • Kelas Jurnalistik Radio
    • Kelas Jurnalistik Televisi
  • Kelas Pilihan
  • Hubungi Kami
  • Daftar

© 2020 Ruang Jurnalistik - Lampung Post

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In