Dengan internet, sumber berita sangat beragam dan menghadirkan informasi tiada henti dalam bentuk teks foto video ataupun angka namun informasi dari sumber itu hanya berharga bila bisa dipercaya alias benar.
Pada era media sosial yang sangat cepat, jurnalis perlu menyediakan informasi terkini secara cepat dan terpercaya karena hal yang tidak punya waktu untuk akses atau melakukannya.
Dalam perjalanannya, jurnalis akan menemui sumber yang tidak mau disebutkan di cerita. Sumber anonim memang menjadi masalah bagi transparasi, tetapi kadang memberikan informasi membuat jurnalisme punya peran besar dalam demokrasi.
Tidak ada aturan KPU tentang boleh-tidaknya sumber alam yang dipakai. Yang harus diingat, jurnalisme bertujuan menyampaikan fakta yang benar. Jika yakin sumber anonim itu menampilkan fakta yang benar, kita bisa menggunakannya dalam cerita. Jika tidak yakin, kita bisa mempertimbangkan rekam jejaknya apakah sebelumnya dia pernah menjadi sumber informasi terpercaya, apakah ada pihak lain yang mendukung kredibilitasnya. Itu membutuhkan penilaian yang matang.
Dalam sejumlah kasus, jurnalis juga perlu mempertimbangkan motivasi sumber menyampaikan informasi tersebut, terutama informasi atau rahasia. Dengan bersikap kritis terhadap motivasi dan posisi sumber dalam sebuah berita, jurnalis tidak terjebak semata menjadi perpanjangan tangan atau corong bagi kepentingan tertentu.
Jika sumber punya agenda tersembunyi, bukan alantas berarti tidak boleh menerbitkannya. Kita bisa mendapatkan informasi tersebut, tapi tetap dalam kerangka kepentingan umum secara luas. Apakah informasi itu bisa memberikan suara bagi mereka yang tidak mampu bersuara.